Wednesday, February 10, 2010

Mengeluh Vs Syukur Bag I

MENGELUH VS BERSYUKUR Bag. I
Mengeluh adalah sebuah hal sederhan yang kadang kita tidak perhatikan efek negatifnya, bahkan dijadikan sebuah alasan untuk lari dari masalah.

Sering kali kita selalu mengeluh tentang orang lain, keadaan, diri kita bahkan tentang Tuhan, saya pun melakukannya (dulu), tapi sekarang alhamdulillah berkurang bahkan saya mengupayakan untuk tidak melakukannya dan ternyata hasilnya sungguh mengagumkan.

Eksperimen pertama berupa latihan sederhana – mudah untuk dibicarakan tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. saya sudah melakukan ini beberapa Tahun terkahir, dan saya pun mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama dalam setiap kesempatan.

Saya memulai hari Pertama dengan tanpa mengeluh. selama 24 jam tersebut, saya menuliskan setiap keluhan yang saya lakukan. karena baru satu jam pertama saya sudah mengeluh berkali-kali, tapi saya tidak berhenti sampai disitu, saya tetap melanjutkan hal tersebut sampai 24 jam berlalu.

Hal yang sungguh mencengangkan saya bahwa hal yang saya keluhkan bukanlah hal yang penting dan tidak ada gunanya saya lakukan, tapi saya sudah melakukannya. (pandai sekali... ).

Akhirnya saya mulai menghentikan keluhan keluhan bodoh tentang apa yang terjadi terhadap saya dan juga disekitar saya.. wal hasil semua kehidupan saya semakin menyenangkan..

Saya tidak meminta Anda untuk mengikuti hal yang saya lakukan, tapi saya melakukan ini di akhir seminar yang saya berikan.. dan memberikan Tugas kepada para peserta untuk melakukan hal sederhana.

Peserta saya minta untuk menjalani 24 berikutnya tanpa mengeluh.

(Respon pertama biasanya adalah keluhan tentang tugas tersebut)

Setelah membicarakan tentang keluhan tersebut (membahas beberapa bagian penting dari tugas)

Saran pertama dari saya adalah mereka tidak boleh menghentikan eksperimen meskipun mereka gagal dan mengeluh dalam satu jam pertama (karena sebagian besar melakukannya).

Meskipun mereka tidak dapat menjalani 24 jam tanpa mengeluh, saya meminta mereka paling tidak mereka melihat seberapa sedikit mereka mengeluh dalam sehari. Sehingga saya menyarankan mereka untuk membawa selembar kertas ketika mereka mencobanya dan menuliskannya setiap kali mereka akan mengeluh.

Hari berikutnya kami membahas hasil tugas tersebut. Saya meminta peserta menebak berapa orang yang mampu bertahan untuk tidak mengeluh sejak sehari kemarin. Mereka semua menebak dan saya juga. Di kelas dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, tebakan mereka biasanya berkisar antara 6-12 orang. Tebakan saya selalu nol. Dan tebakan saya selalu benar karena saya sudah mengetahuinya berdasarkan pengalaman-pengalaman terdahulu.

Bagian terpenting dari eksperimen saya adalah bahasan berikut ini:

Saya menanyakan dua pertanyaan sederhana.

1. Apakah tujuan tugas tersebut?
2. Apa yang kamu dapatkan dari eksperimen tersebut?

Selalu ada persamaan dari jawaban kedua pertanyaan tersebut.

Jawaban dari pertanyaan pertama biasanya seperti ini: ”Anda ingin menunjukan kepada kami berapa kali kami mengeluh.” Benar.

Jawaban kedua biasanya: ”Saya belajar bahwa sesunguhnya saya tidak perlu banyak mengeluh. Apa yang saya lakukan adalah hal yang bodoh.” sekali lagi benar.

Apakah mereka benar-benar mengaluh atau ingin mengeluh, yang pasti mereka menyadari betapa seringnya mereka mengeluh dan betapa remehnya keluhan mereka.

Tetapi itu hanyalah bagian pertama dari tugas.

Untuk tugas berikutnya kita akan sambung Besok ya.. setelah kita mencoba untuk tidak mengeluh selama 24 jam kedepan.

Sampai jumpa Besok..

to be continued